Widget edited by super-bee

Pages

Saturday 9 July 2016

✎ Pengalaman Diganggu Jin

Menulis cerita ini saya malah merinding sendiri. Nulisnya tengah malam pula. Memang sebagian yang kita alami di dunia ini tidak bisa diterima akal sehat. Namun biarlah semua menjadi misteri, karena kita memang hidup berdampingan jadi kadangkala terjadi interaksi dengan makhluk lain yang kita sendiri tidak menginginkanya.

Sekitar dua bulan lalu, saya dan teman saya yang sangat gemar memancing berencana mencari ikan di sungai dekat muara karena sedang musim ikan kakap dan banyak orang memancing disana. Malamnya kami mencari ikan mencari umpan memancing di sekitar irigasi di pinggiran desa tempat saya tinggal. Umpan yang kami cari berupa ikan-ikan kecil seperti betik dan sepat, itu adalah jenis ikan yang biasa ditemukan di banyak tempat seperti sungai, sawah bahkan selokan jika sedang musim. Ikan-ikan ini sangat disukai kakap selain udang. Malam itu sekitar pukul 21.00. Kami berdua membawa peralatan seperti jaring, senter, dan ember kecil sebagai wadah, karena ikan yang ditangkap harus dalam kondisi hidup. Sudah hampir dia jam kami menyusuri irigasi. Ikan-ikan yang kami dapatkan belum cukup. Karena lelah dan sudah tengah malam, kami putuskan untuk kembali ke rumah.

Ada cerita seram di perjalanan pulang. Ada sebuah rumah di pinggir desa, di depannya terdapat selokan besar yang sudah tidak mengalir airnya. Biasanya saat siang hari banyak anak-anak kecil memancing disitu. Seketika teman saya menyorotkan lampu senternya ke selokan yang lumayan lebar itu. Tapi sayangnya dalam kondisi keruh sekali sehingga ikannya tidak begitu kelihatan. “Gelebakkk…. Seekor ikan lele berwarna putih tak sengaja kami lihat,. Jujur baru kali ini saya melihat ada lele berwarna putih. Karena kurang meyakinkan, kami meninggalkan tempat ini. Namun baru beberapa langkah saja ada suara benda jatuh “blukk…”. Kami pikir itu hanya sebuah bluluk alias kelapa yang masih kecil jatuh ke semak-semak. Tapi suara itu kembali terdengar untuk kedua kalinya. Ada apa ini, kami saling menatap satu sama lain. Jelas perasaan kami tidak enak, mulai berpikir yang macam-macam. Saya pun mengkode teman saya untuk sesegera mungkin meninggalkan tempat ini. Sekitar 20 meter kami berjalan, suara benda itu terdengar lagi, bahkan seolah mengikuti kami berdua. Masih sama seperti ada bluluk yang jatuh atau batu yang dilempar. Kami berhenti sambil menyorotkan senter ke arah benda jatuh itu.

Tidak jauh dari situ ada belokan. Jalan yang kami lewati berada di utara sebuah tempat mengiling padi. Bangunannya sangat tua dan terkenal angkernya. Entah mahkluk apa yang menghuni disitu. Di pojok tikungan ada beberapa pohon pisang. Dan kami benar-benar kaget, tiba-tiba pohon pisang di jalan yang kami lewati mendadak bergerak. Bukan disebabkan angina, namun seperti lembatang kerikir yang jatuh dari atas mengenai pohon pisang. Sungguh bulu kuduk saya merinding melihatnya. Senter kembali saya sorotkan karna rasa penasaran. Saat kami kembli berjalan kami berdua mendengar suara batu besar menghantam tanah. Hi… benar-benar merinding. Entah sudah berapa kali kami dilempari, hingga akhirnya kami berdua cuek dan tetap bejalan seperti biasa. Tapi tak diangka-sangka, suara itu berubah menjadi tepukan tangan empat kali. Kami kembali menyorotkan senter ke arah pohon pisang dan semak belukar. Teman saya mengatakan, jika tepukan tangan berhenti, berarti itu adalah jin. Dan benar tepukan itu berhenti. Mungkin itu ulah genderuwo. Tapi terlalu menyeramkan untuk membayangkan mereka, entah seperti apa bentuknya, pasti mereka sedang senang menggoda sambil tertawa.



Ping your blog, website, or RSS feed for Free

Total Pageviews

Histats